Pantauan media di lokasi proyek, terlihat para pekerja memakai batu bekas coran untuk pengerjaan drainase.
Pengamatan lapangan, sebagian pekerja membersihkan batu bekas coran yang diambil dari galian material. Kemudian, pekerja mengumpulkan batu bekas coran tersebut dan digunakan untuk perbaikan drainase.
"Batu bekas coran ini dibersihkan. Kalau masih layak pakai akan digunakan lagi. Ini perintah bos," kata salah seorang pekerja yang tidak mau menyebutkan namanya setiap wartawan oborsumbar.com memantau pelaksanaan proyek drainase yang menelan biaya Rp1,1 miliar ini.
Kesempatan terpisah, pelaksana lapangan CV Dzaky Kontruksi, Nando juga mengakui pihaknya menggunakan batu bekas coran. Namun, dia membantah tidak seluruhnya memakai batu bekas coran.
"Ada, tapi itu hanya sebagian kecil. Kami juga memakai batu baru untuk bahan coran," jelas Nando.
Selain menggunakan batu bekas coran, rekanan proyek dalam pengerjaan drainase ini juga "mengakali" adukan semen dan pasir. Bahkan, hal ini juga diakui pekerja.
"Adukan pasirnya lebih banyak dari semen. Memang tidak standar tapi bagaimana lagi?" tanya pekerja tersebut.
Sebelumnya, diberitakan proyek yang bersumber dari dana APBD Kota Padang ini sempat terbengkalai beberapa waktu. Parahnya lagi, pengerjaan proyek terhenti namun akses jalan dititup.
Menyikapi persoalan ini, Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Padang, Nico Lesmana mengatakan sudah memberi surat teguran kepada CV Dzaky Konstruksi sebagai pihak rekanan. Menurut Nico, ada persoalan di internal rekanan tersebut sehingga menganggu jalannya pengerjaan drainase.
"Surat teguran dan instruksi telah diberikan," tandas Nico beberapa waktu lalu.(***)
0 Komentar