Terinspirasi Baliho Pilur, Rumah Makan Padang di Sleman Bikin Promosi Unik

Promosi unik rumah makan padang terinspirasi baliho pilur - (Facebook Fissilmi Hamida)

Cakrawalasumbar.com - Belum lama ini salah satu rumah makan padang di Kabupaten Sleman mendadak viral. Hal ini disebabkan oleh cara promosi yang dilakukan secara unik dan tidak biasa.

Promosi salah satu rumah makan padang tersebut diunggah oleh akun facebook Fissilmi Hamida pada Rabu (18/8/2021) lalu. Dalam unggahan itu menunjukkan spanduk promosi rumah makan padang yang menyerupai alat peraga kampanye (APK) salah satu calon kepala desa.

Alih-alih menyematkan slogan bertema kampanye, justru di dalam spanduk itu tertera nama warung padang itu sendiri yaitu Padang Djuang hingga lokasinya yang berada di Jalan Kaliurang KM 14 (700 m Selatan UII).

Di dalamnya juga tertulis dengan huruf kapital 'SAYA TIDAK NYALEG, TAPI JUAL NASI PADANG, NASI AMBIL SENDIRI'.

Ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Marketing Direktur RM Padang Djuang Muhammad Halim Al-Nibroos mengakui memang itu adalah salah satu bagian dari promosi rumah makan padang miliknya.

Halim yang kebetulan tinggal di Sleman itu mengatakan ide awal promo itu muncul dari banyaknya baliho-baliho calon lurah atau kepala desa yang ada di wilayahnya. Seperti yang diketahui sejumlah wilayah di Bumi Sembada memang akan mengadakan pemilihan lurah (pilur) dalam waktu dekat.

"Saya itu awalnya melihat situasi di Jogja ini, apa sih yang dicari orang-orang gitu. Nah saya tinggal di Sleman ada pemilihan lurah itu, ibaratnya lagi banyak-banyaknya baliho lurah. Pilih saya nomor ini dan sebagainya, saya terinspirasi dari situ," kata Halim saat dihubungi awak media, Kamis (19/8/2021).

Halim sendiri tidak menyangka bahwa ternyata cara promosi yang menyerupai kampanye pilur itu bakal menjadi viral. Padahal, ia hanya membuat promo itu untuk lebih dilirik masyarakat.

Namun ia sendiri menyebut jika promo yang digunakan hanya biasa saja. Tidak akan banyak masyarakan yang memperhatikan.

"Ya engga menyangka kalau viral. Padahal cuma supaya dilirik orang aja ini. Tapi karena terinspirasi itu tadi lalu kenapa kita tidak memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan oleh masyarakat (nasi padang)," terangnya.

Disebutkan Halim, pemasangan bahan promosi berupa spanduk itu juga membutuhkan perjuangan tersendiri. Rencana awal, pihaknya akan menggunakan jasa advertising untuk promosi.

Tetapi akibat pandemi Covid-19 yang belum usai membuat mereka terpaksa memangkas semua budget yang ada. Dari situ diputuskan ia mencari bahan-bahan untuk memasang spanduk itu secara mandiri bahkan hingga memasangnya.

"Bener-bener perjuangan banget sih. Kalau tidak salah ada sekitar 10 titik (pemasangan spanduk promosi) di Jakal (Jalan Kaliurang)," ucapnya.

Lebih lanjut, Halim menyatakan bahwa rumah makan padang miliknya tidak hanya akan unik dari cara promosi saja. Melainkan juga akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.

"Jadi ada yang baru sesuatu yang unik dan dengan pelayanan yang memang memuaskan. Sehingga rasa penasaran msyarakat akan bener-bener terjawab," tuturnya.

Halim menjelaskan pihaknya menghadirkan menu yang bergizi, enak, murah tapi tetap menjaga kualitas yang ada, sehingga menu-menu di rumah makan padangnya itu bisa dinikmati semua kalangan.

Disampaikan Halim, promosi yang tertera di spanduknya pun benar-benar diterapkan. Di antaranya pelanggan diperbolehkan mengambil nasi, lauk ambil, sayur, kuah, hingga sambal sendiri.

"Kita ingin memberikan servis terbaik kepada konsumen, jadi konsumen mengambil sesuai seleranya. Jadi kita menservis dengan pelayanan terbaik agar kepuasan pelanggan tetap nomor satu. Karena pelanggan itu adalah raja," jelasnya.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, Padang Djuang juga memberikan pelayanan pesan antar dengan bebas biaya ongkos kirim dengan radius 2 km. Hal ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah yang meminta masyarakat untuk tetap di rumah saja.

Harga menunya pun sangat terjangkau, masyarakan hanya perlu merogoh kocek paling murah Rp. 8 ribu untuk nasi telur atau untuk nasi ayam Rp. 10 ribu. Sedangkan yang paling mahal hanya Rp 15 ribu.

"Kami juga menerapkan protokol kesehatan di tempat kami itu, satu meja hanya dua kursi (jika makan di tempat). Jadi protokol kesehatan tetap terjamin," imbuhnya.

Halim menambahkan rumah makan Padang Djuang ini baru lahir pada masa pandemi Covid-19 tepatnya pada 21 Juni 2021 lalu. Rumah makan padang yang pertama ini bertempat tepatnya di Jalan Kaliurang KM 14.

Posting Komentar

0 Komentar